Si musafir yang mengembara mencari keredhaan Allah~

  • Facebook

Lailatul Qadr - Habib Munzir al-Musawa

Posted by Unknown - -



قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ اْلقَدْرِ فِي اْلوِتْرِ مِنَ اْلعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ (صحيح البخاري)


" Temuilah malam Lailatul Qadr pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan" ( Shahih Al Bukhari )





ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ اْلعَظِيْمَةِ...

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata'ala Yang Maha Luhur, Yang Maha memiliki kesucian, Yang Maha memuliakan hamba-hambaNya dengan kemuliaan budi pekerti luhur, Yang memuliakan hamba-hambNya dengan cahaya kerinduan kehadiratNya, dan menawarkan kepada setiap hamba bagi yang mau merindukan Sang Maha berhak dirindukan, Allah subhanahu wata'ala, yang dengan merindukanNya maka tenanglah jiwa, terbukalah sedemikian banyak kemudahan dan tersingkirkan sedemikian banyak kesulitan, berjatuhan sedemikian banyak dosa, kesalahan dan kehinaan, yang dengan merindukanNya kita akan dirindukan olehNya. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari :



مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ

" Barangsiapa yang merindukan berjumpa dengan Allah, maka Allah rindu berjumpa dengannya" (Shahih Al Bukhari)


Maka adakah dalam detik-detik kehidupanmu yang telah lalu atau yang tersisa di masa yang akan datang, detik-detik kerinduan berjumpa dengan Sang Maha Indah, Yang menciptakanmu dari tiada, Yang menciptakan matahari, bulan, lautan, daratan, hewan dan tumbuhan dari tiada, Yang menciptakan angkasa raya dari tiada, Yang menciptakan alam dunia dan akhirah dari ketiadaan, Dialah Yang Maha Ada dan menjadikan segala-galanya ada yang kesemuanya akan sirna dan fana, kecuali yang diberikan kepada mereka keabadian, kenikmatan yang kekal dan abadi, yang ditawarkan kepada aku dan kalian dan semua keturunan Adam untuk mendapatkannya, dan saat ini kita sedang berada di dalam hidangan cinta Ilahi, dalam hidangan kerinduan Allah, bukankah aku dan kalian sedang dijamu oleh rahasia cintaNya yang luhur?! di majelis dzikir, di bulan Ramadhan al mukarram, didalam masjid, di sepuluh malam yang terakhir bulan Ramadhan, yang merupakan malam-malam yang sangat dimuliakan oleh makhluk yang paling dimuliakan Allah dan yang paling memuliakan Allah, sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, seraya bersabda :


تَحَرَّوْا لَيْلَةَ اْلقَدْرِ فِي اْلوِتْرِ مِنَ اْلعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ (صحيح البخاري)

" Temuilah malam Lailatul Qadr pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan" ( Shahih Al Bukhari )


Allah melimpahkan rahasia keluhuran di setiap waktu dan kejap, melimpahkan rahmat, kebahagiaan, kemudahan, dan kesejahteraan dalam setiap waktu dan kejap namun detik-detik Ramadhan mulai terbenamnya matahari di hari terakhir bulan Sya'ban, dan bermulanya malam 1 Ramadhan sampai terbenamnya matahari di hari terakhir bulan Ramadhan dan masuknya malam 1 Syawal, maka di waktu itulah rahasia cinta Allah lebih besar, rahasia pengampunanNya lebih besar, kerinduanNya kepada hambaNya lebih besar, kelembutan dan kasih sayangNya lebih besar kepada hambaNya, dan telah kita dengar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallm tentang hadits qudsi, bahwa Allah subhanahu wata'ala menyeru kepada nabi Daud As :



ياَدَاوُد لَوْ يَعْلَمُ الْمُدْبِرُوْنَ عَنِّيْ شَوْقِي لِعَوْدَتِهِمْ ، وَمَحَبَّتِيْ فِيْ تَوْبَتِهِمْ ، وَرَغْبَتِيْ فِي إِناَبَتِهِمْ لَطاَرُوْا شَوْقًا إِلَيَّ ، يَادَاوُد هَذِهِ رَغْبَتِيْ فِى الْمُدْبِرِيْنَ عَنِّي ، فَكَيْفَ تَكُوْنُ مَحَبَّتِيْ فِى الْمُقْبِلِيْنَ عَلَيَّ...؟

“Wahai Daud : Seandainya orang-orang yg berpaling dari-Ku mengetahui kerinduan-Ku atas kembalinya mereka, dan cinta-Ku akan taubatnya mereka, dan besarnya sambutanku atas kembalinya mereka pada keridhoan Ku, niscaya mereka akan terbang karena rindunya mereka kepada-Ku. Wahai Daud, demikianlah cinta-Ku kepada orang-orang yg berpaling dari Ku (jika mereka ingin kembali), maka bagaimanakah cinta-Ku kepada orang-orang yg datang (mencintai dan menjawab cinta Allah ) kepada-Ku?”


Hadirin hadirat, Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam hadits qudsi bahwa seandainya para pendosa, para penjahat, dan pembuat maksiat yang siang dan malamnya gelap dalam kehinaan dan kesalahan, yang setiap hari selalu berbuat hal-hal yang dimurkai Allah, yang berpaling dari kerinduan dan keridhaan Allah, seandainya mereka itu tau betapa besarnya rindu Allah kepada mereka dan betapa besarnya kasih sayang dan sambutan hangat Allah untuk mereka, dan mereka mau kembali kepada Allah dengan keluhuran, dengan taubat, dengan penyesalan dan air mata untuk kembali kepada kasih sayang Allah dengan banyak beribadah, jika mereka tau hal itu niscaya ruh mereka akan tercabut dari jasad mereka dan mengarah kepada Allah karena rindunya kepada Allah subhanahu wata'ala. Sungguh betapa rindunya Allah kepada taubat mereka, betapa rindunya Allah kepada kembalinya mereka untuk meninggalkan kehinaan menuju keluhuran, meninggalkan kegelapan menuju cahaya kemuliaan, meninggalkan hal-hal yang baik menuju hal-hal yang tidak baik menuju pada hal-hal yang baik, jika mereka tau kemuliaan yang tersimpan dalam hal itu dari kerinduan Allah, cinta Allah, dan sambutan Allah kepada mereka maka mereka akan wafat saat itu juga dan ruhnya akan terbang menuju kepada Allah karena dahsyatnya kerinduannya kepada Allah. Hal itu untuk mereka yang berpaling dari Allah, maka bagaimana kerinduan Allah kepada hamb-hamba yang selalu mendekat kepada Allah, dan banyak beribadah kepadaNya ?!.


Hadirin hadirat, ingatlah bahwa Allah sedang merindukanmu jika engkau rindu kepadaNya, di saat engkau berbuat ibadah maka ada Yang merindukanmu untuk berjumpa, namun di saat engkau berbuat dosa ada Yang menyerumu untuk meninggalkan dosa dengan beristighfar dan taubat dan Dia siap menyambutmu dengan kehangatan, cinta dan kerinduan, Dialah Allah subhanahu wata'ala. Allah.. nama yang terindah bagi mereka yang memahami keindahan yang abadi, nama yang terindah bagi mereka yang paling indah di seluruh alam semesta, tidak ada makhluk yang lebih indah dari mereka yang memahami keindahan Allah subhanahu wata'ala. Hadirin hadirat, inilah malam-malam rahasia kerinduan, cinta dan kasih sayang Allah berlimpah dan lebih terlimpahkan di sepuluh malam terakhir. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan i'tikaf di sepuluh malam terakhir karena beliau menantikan malam Lailatul Qadr, maka disunnahkan I'tikaf di sepuluh malam terkhir, Allah subhanahu wata'ala berfirman :


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر ( القدر : 1-5 )

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan, dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar". ( QS. Al Qadr : 1-5 )


Sungguh Allah menurunkan malaikat di malam keluhuran, malam Lailatul Qadr, taukah kalian apa malam lailatul qadr itu?, sungguh malam itu lebih agung dari seribu bulan, mereka yang berdoa di malam itu maka doanya lebih mulia dari doa selama seribu bulan, mereka yang sujud di malam itu lebih luhur daripada sujud dalam seribu bulan. Di malam itu turun Jibril As ke muka bumi bersama para malaikat membawa rahmat Allah subhanahu wata'ala hingga terbitnya fajar, menyelasaikan sedemikian banyak permasalahan manusia dan melimpahkan sedemikian banyak kemuliaan, semakin banyak yang beribadah di malam itu maka akan semakin banyak muncul keluhuran pada dirinya di saat itu dan saat sesudahnya dalam kehidupan di dunia dan akhirah. Dijelaskan oleh para muhaddits dalam Syarh Nawawiyah 'ala Shahih Muslim, juga di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari dan di dalam Syarh Al Muwattha' Imam Malik oleh Al Imam Ibn Bathal dan lainnya, bahwa malam Lailatul Qadr itu adalah malam yang tanda-tandanya adalah sunyi dan senyap, keadaannya mencekam dan berbeda dengan malam-malam lainnya, tidak panas tidak juga dingin, itulah salah satu tanda Lailatul Qadr. Dan Rasulullah telah memberitahukan waktunya dalam hadits yang telah kita baca tadi, yaitu "Temuilah malam lailatul qadr itu di malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan". Malam ini adalh malam 21 Ramadhan, malam ganjil pertama dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Lailatul Qadr itu bukanlah beberapa detik saja, tetapi sepanjang malam mulai dari terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar di hari itu, maka siapa pun yang berdoa di malam itu maka akan dilipatgandakan lebih dari seribu bulan. Ada detik-detik ijabah (dikabulkan setiap doa) di malam Lailalatul Qadr itu, yaitu siapa yang berdoa apa saja di detik-detik ijabah itu, yang kebetulan melintas di usianya maka dikabulkan apa pun doanya, namun kita tidak tau kapan Lailatul Qadr itu dan kapan detik-detik ijabah itu, tetapi kita diberi akal pemikiran oleh Allah untuk memintanya, kita tidak meminta satu malam Lailatul Qadr, kita meminta setiap malam kita adalah malam Lailatul Qadr. Hadirin hadirat, apakah hal ini mustahil di hadapan Allah?! melipatgandakan setiap amal kita lebih dari seribu bulan dalam setiap malamnya, apakah Allah tidak mampu melakukan hal itu?!, hal itu tidaklah sulit bagi Allah subhanahu wata'ala, cuma siapa yang meminta setiap detik dalam setiap doanya untuk dijadikan saa'atul ijabah (detik-detik dikabulkannya doa)?!.


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menanti malam Lailatul Qadr itu dan beliau beri'tikaf di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Mereka yang mampu beri'tikaf maka I'tikaflah, dan yang tidak mampu I'tikaf karena ada kesibukan lainnya maka I'tikaflah dengan hati, kurangi kesibukan, kurangi pekerjaan dan hubungan dengan makhluk kecuali dalam hal-hal yang baik, kurangi pergaulan dan percakapan yang tidak berguna, kalau bisa hilangkan, di sepuluh malam terakhir biarkan ruh dan sanubarimu i'tikaf, daripada jasadnya I'tikaf tetapi fikirannya di rumahnya memikirkan keduniaan, belum ngecat rumahnya, belum ganti baju baru anak-anaknya, dan lainnya maka jasadnya di masjid tapi ruh dan sanubarinya di dunia, maka lebih baik seandainya dia di luar tapi ruh dan sanubarinya beri'tikaf di rumah Allah, dan yang lebih afdhal jika jasad, ruh dan sanubarinya di baitullah. Hadirin hadirat, maka yang tidak mampu I'tikaf di dalam masjid maka i'tikaflah dengan hatimu di malam-malam terakhir ini, kita tidak tau apakah Ramadhan tahun depan kita masih hidup dan melewati Ramadhan lagi atau tidak, Ramadhan kali ini sudah tersisa 9 atau 8 malam lagi kita shalat tarawih setelah itu selesai tidak ada lagi tarawih, tidak ada lagi puasa Ramadhan, tidak ada lagi buka puasa bersama, sahur bersama hingga tahun yang akan datang lagi. Rasanya baru kemarin kita Nisfu Sya'ban dan sekarang kita sudah masuk malam 21 Ramadhan, esok malam ke 22 tinggal 8 hari lagi dan setelah itu kemenangan dengan dilantunkan kalimah takbir, oleh sebab itu yang ingin saya sampaikan pada malam hari ini yang terutama adalah untuk berhati-hati di malam-malam terakhir bulan Ramadhan ini, jangan justru di malam terakhir kita sibuk dengan keduniawian, sibuk dengan masalah-masalah lebaran, sungguh hal itu di no.2 kan atau di no.70 kan. Ketahuilah hadiah-hadiah dari Allah sedang berlimpah bagi yang menghendakinya, bagi yang menginginkan kesuksesan dunia dan akhirah maka hal itu sangat kecil dan tidak berarti bagi Allah untuk memberikannya kepadamu, mintalah di malam-malam ini, dan selesai Ramadhan nanti waktumu untuk terus berusaha dan berusaha, untuk di sepuluh hari terakhir ini ini tetap dalam aktifitas kita, sekolah, pekerjaan, dan lainnya namun perbanyaklah doa dan munajat, jangan semakin memimikirkan hadiah-hadiah duniawi, sungguh hadiah-hadiah Ilahi lebih agung dan luhur yang membuka kehidupanmu selanjutnya bahagia di dunia dan akhirah karena hal itu tidaklah sulit bagi Allah subhanahu wata'ala, bukan hal yang besar dan susah bagi Allah untuk memberikannya kepadamu.


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Bulan Ramadhan adalah bulan kedermawanan dan bulan memaafkan, sebagaimana teriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ketika salah seorang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan ia berkata : "sungguh aku akan masuk neraka, dan terbakar", maka Rasulullah berkata :"apa yang membuatmu berkata demikian?", orang itu berkata: "wahai Rasulullah, aku berkumpul (berjima') dengan istriku di bulan Ramadhan, maka pastilah aku masuk neraka bukan?", maka Rasulullah berkata: "engkau bebaskan seorang budak", dia berkata: "wahai Rasulullah, aku tidak mampu melakukannya", Rasulullah berkata: "kalau begitu engkau puasa 2 bulan berturut-turut", maka orang itu menjawab : "wahai Rasulullah aku tidak mampu, aku ini kuli yang bekerja setiap hari, 1 bulan saja aku merasa kesusahan apalagi 2 bulan!", maka Rasulullah berkata: "kalau begitu berilah makan 60 orang miskin", orang itu menjawab: "wahai Rasulullah, aku memberi makan keluargaku saja susah apalagi 60 orang miskin, aku juga termasuk orang miskin", kita lihat betapa indahnya budi pekerti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau berhadapan dengan orang susah maka beliau semakin merendah dan merendah, kita lihat betapa indahnya syariah Islam ini, maka Rasulullah masuk kedalam rumah dan keluar membawa sebungkah kurma dan berkata: "ini berikan kepada orang yang paling miskin di Madinah". Rasulullah yang mengeluarkan dari miliknya, untuk menutupi kesalahan orang ini, yang semestinya jika berani berbuat maka berani bertanggung jawab, namun karena orang ini adalah orang susah maka Rasul berlemah lembut dan semakin berlemah lembut, maka lelaki itu berkata: "terimakasih wahai Rasulullah, aku terima kurma ini tetapi harus aku berikan kepada siapa karena akulah orang yang paling miskin di Madinah", maka Rasulullah berkata: "kalau begitu ya untukmu" , maka ia pergi membawa kurma itu dan ia mendapatkan pelajaran agung, betapa indahnya syariat Islam dan indahnya budi pekerti terluhur sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, demikian riwayat Shahih Al Bukhari. Di dalam riwayat lainnya dijelaskan bahwa Abu Hurairah Ra diberi tanggung jawab untuk menyimpan zakat fitrah, di bulan Ramadhan orang mulai banyak membayar zakat fitrah, maka tanggung jawabnya diserahkan kepada Abu Hurairah Ra, maka di suatu malam datanglah pencuri, ketika itu Abu Hurairah bangun karena ada suara orang yang rebut mau mencuri zakat, maka orang itu ditangkap oleh Abu Hurairah , orang itu berkata: "lepaskan aku, aku adalah orang susah dan aku mempunyai anak dan istri, lepaskanlah aku", maka Abu Hurairah merasa tidak tega dan melepaskannya. Keesokan harinya ketika shalat subuh bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bertanya kepada Abu Hurairah : "wahai Abu Hurairah, apa yang telah terjadi semalam?", Abu Hurairah menjawab: "iya wahai Rasulullah, semalam gudang tempat penyimpanan zakat dimasuki pencuri, kemudian saya tangkap pencurinya, lalu dia mengemis memohon maaf, dan saya tidak tega maka saya lepaskan dia dan dia berjanji tidak akan datang lagi wahai Rasulullah", maka Rasulullah berkata: "nanti malam dia akan datang lagi", maka Abu Hurairah percaya dengan perkataan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan ternyata di malam kedua pencuri itu datang lagi maka ia pun ditangkap oleh Abu Hurairah, maka pencuri itu menangis dan menjerit-jerit memohon ampun dan bersumpah tidak akan datang lagi, maka Abu Hurairah pun merasa tidak tega dan kemudian melepaskannya. Keesokan harinya ketika shalat subuh Rasulullah menanyakannya: "semalam bagaimana wahai Abu Hurairah?", Abu Hurairah menjawab : "betul Rasulullah dia datang lagi, lalu dia menangis menjerit-jerit memohon ampunan, aku tidak tega maka aku lepaskan lagi dia karena dia sudah bersumpah tidak akan kembali", Rasulullah berkata: "dia akan kembali malam ini", " wahai Rasulullah tapi dia sudah bersumpah tidak akan datang lagi", kata Abu Hurairah, Rasulullah berkata: "dia akan datang lagi". Maka di malam itu pencuri itu datang lagi, dan Abu Hurairah menangkapnya dan berkata: "aku akan membawamu kehadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Ternyata pencuri ini adalah jin yang ditangkap oleh Abu Hurairah untuk dibawa kehadapan Rasulullah, ternyata makhluk ghaib itu betapa takutnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata: "jangan bawa aku kehadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku akan beritahukan kepada kamu sesuatu yang jika engkau baca, maka tidak akan ada satupun makhluk semacamku jin atau syaitan untuk mengganggu dan masuk ke rumahmu", maka Abu Hurairah berkata: "apa itu?", jin itu menjawab: "Ayat Al Kursi, jika kau baca ayat itu maka kami tidak akan mampu mendekatimu dan mendekati hartamu", maka Abu Hurairah melepaskannya. Keesokan harinya Rasulullah bertanya: "wahai Abu Hurairah, semalam bagaimana?", Abu Hurairah menjawab: "iya Rasulullah dia datang lagi", "lalu?" , kata Rasulullah, Abu Hurairah berkata: "lalu aku lepaskan lagi dia karena dia takut dibawa kehadapanmu wahai Rasulullah", Rasulullah bertanya: "apa yang dia katakana?", Abu Hurairah menjawab: "ia berkata jika aku mau dia tidak datang lagi maka bacalah ayat Al kursi" , maka Rasulullah berkata: "sungguh benar ucapan pendusta itu", kenapa jin pendusta itu berucap benar?, karena takut dihadapkan kepada Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, padahal jin itu pendusta namun jin itu ada juga yang shalih, dan yang jahat pun banyak dan mereka itulah yang pendusta, jin tadi berkata jujur karena takut dihadapkan dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Jangankan dengan Rasulullah, dengan para sahabat Rasul pun para syaitan itu menghindar, sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah shallallahu 'alihi wasallam bersabda: "wahai Umar, jika syaitan berhadapan denganmu di suatu jalan maka ia akan menghindar darimu dan mencari lembah yang lain agar tidak berpapasan denganmu", kenapa? karena ketaatan dan ketakwaannya, bukan lagi digoda oleh syaitan tapi syaitan yang lari darinya, kalau sebagian dari kita melihat jin atau syaitan maka akan lari, tetapi ini sebaliknya justru syaitan jika melihat orang yang bertakwa maka ia akan lari.


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani berkata di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa hal ini bukan hanya terjadi pada sayyidina Umar bin Khattab Ra, tetapi banyak para sahabat dan banyak pula terjadi para shalihin dimana syaitan itu lari menghindar dari mereka, karena ketakwaan mereka sebagaimana firman Allah subhanahu wata'ala:


إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ ( الحجر: 42 )

"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat". ( QS. Al Hijr : 42 )


Hamba-hamba Allah yang shalih tidak akan mampu syaitan atau jin menggoda mereka, jangankan menggoda, mendekatpun tidak bisa. Dari mana munculnya hal ini? dari rahasia rindu kepada Allah, rahasia dzikir, rahasia khusyu', jiwa yang penuh dengan cahaya Allah subhanahu wata'ala adalah jiwa yang paling berwibawa. Allah subhanahu wata'ala berfirman:



وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ ( البقرة :186 )

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". ( QS. Al Baqarah : 186 )


Ya Allah, Kau telah berkata kepada nabiMu jika kami bertanya tentangMu, Engkau katakan : " Aku dekat", dan tadi kita dengar qasidah :


الله الله الله الله الله كُلَّمَا نَدَيْتُ يَارَبِّ قَالَ يَاعَبْدِيْ أَنَا الله

" Allah, Allah, Allah… setiap kali aku memanggilMu wahai Allah, Dia menjawab : "wahai hambaKu, Akulah Allah"


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Allah subhanahu wata'ala berfirman dalam hadits qudsi:


أَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ فَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ

"Aku bersamanya (hamba) bila dia mengingatKu, jika dia mengingatKu dalam dirinya, Aku mengingatnya dalam diriKu, Jika dia menyebut namaKu dalam suatu perkumpulan, Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih baik dari mereka"

Hadirin hadirat, fahamilah keagungan nama yang terluhur, Yang Maha mampu mengubah segala kejadian di masa mendatang, Yang Maha mampu menghapus segala dosa di masa lalu, bagaimana keadaanmu di hari esok?, berapa musibah yang akan datang kepadamu di hari esok?, apa cobaan yang akan datang kepadamu di hari esok?, bagaimana keadaanmu setelah batu nisan tertuliskan namamu ditancapkan, setelah itu apa?, satu jawabannya : "Allah", itulah jawaban atas semua pertanyaan, dosa-dosamu yang lalu, masa depanmu yang akan datang, dan masa wafatmu serta kehidupanmu yang kekal kelak di alam akhirah, jawabnnya ada pada namaNya…


فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...

Ucapkanlah bersama-sama


يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, untuk jadwal Majelis Rasulullah di bulan September banyak sekali yang masih kosong, dan yang dikeluhkan kepada saya : "Bib, saya mau mengundang Majelis Rasulullah tapi tidak pernah kebagian jadwal", jadi di bulan September ini banyak sekali hari-hari yang kosong, ini yang pertama yang ingin saya sampaikan. Yang kedua mohon doa restu karena kita akan membuka cabang Majelis Rasulullah untuk membuka pesantren, sebagaimana sudah kita buka di Darurrasul, kita akan membuka cabang kedua di Cirebon bekerjasama dengan Al Habib Quraisy di wilayah Cirebon, untuk pesantren itu sudah ada yang mewakafkan tanahnya tinggal bangunannya, karena jarak beberapa km dari tempat itu adalah pusat terbanyaknya penganut ajaran Ahmadiyah mencapai diatas 3.200 orang yang dalam satu kecamatan semuanya menganut ajaran Ahmadiyah dan beberapa Km sesudahnya sudah lebih dari 2.000 orang yang keluar dari agama Islam kepada agama lainnya. Hadirin hadirat, kita akan membangun pesantren di tempat itu semoga sukses, tentunya kita tidak menginginkan kekerasan, selama ini masyarakat cuma bisa menyerang sesekali itu saja yang dilakukan, tetapi kita mau membuat benteng sayyidina Muhammad supaya muncul santri-santri setempat yang menyeru mereka dengan berlemah lembut untuk kebaikan. Dan hal itu tidak akan muncul kecuali karena kurangnya tuntunan syariah di wilayah sekitar, oleh sebab itu kita akan bangun pesantren disitu kerja sama dengan Al Habib Quraisy di Cirebon, mudah-mudahan pembangunan ini berjalan lancar, amin. Mereka yang sudah sesat di dalam ajaran-ajaran yang tidak benar, 3.200 muslimin yang telah menganut ajaran Ahmadiyah semoga kembali kepada Islam dan 2.000 lebih yang telah menganut agama lain semoga kembali kepada Islam, amin Allahumma amin. Kita lanjutkan dengan qasidah Ya Arhamar Rahimin dipimpin oleh fadhilah As Sayyid Al Habib Ibrahim Aidid, diteruskan doa penutup oleh Al Habib Abdurrahman Al Kaff, falyatafaddhal masykuraa…